Supratman Mokoagow

Kehadiran manusia di Planet Bumi diawali ketidaktahuan. Selanjutnya, manusia memahami sekitarnya dengan mendengar. Indra pendengaran menangkap situasi sekeliling yang akhirnya menggugah keingintahuan.
Rasa penasaran membuat manusia kemudian mengenali melalui bentuk. Ketika mengetahui wujudnya, seorang insan telah memahami seutuhnya.Pak Tjahyadi adalah seorang guru karawitan yang telah mengabdi puluhan tahun di salah satu sekolah menengah pertama di Kota Solo.
Orang tua murid di sekolahan itu dulu adalah muridnya. Penampilannya sederhana, perkataannya halus, namun tetap berwibawa. Ia dipercaya mengampu pelajaran karawitan untuk seluruh kelas. Lelah memang, tapi kalau sudah dihadapkan pada berbagai perangkat gamelan Jawa, semangatnya membara lagi.
Ada juga Bu Nawang, seorang guru batik di suatu sekolah menengah atas yang lokasinya 15 menit dari tempat Pak Tjahyadi mengajar. Anak-anak SMA kini tampil makin bergaya, namun Bu Nawang selalu punya cara untuk menampilkan batik sebagai bagian dari gaya yang tak kalah trendi.
Ia melakukan itu di suatu ruang khusus di ujung lorong sekolah yang mampu menampung maksimal 40 orang. Di sanalah para murid diajari membatik yang bertahap hingga proses akhir pada setiap pertemuan. Lomba desain batik sekolah yang dilaksanakan tahun lalu adalah idenya.
Lomba ini berhasil menarik para murid berkreasi mendesain seragam batik yang akan digunakannya setiap Jumat. Sekolahan itu kini memiliki seragam batik yang memesona. Seragam batik dengan warna hijau. Logo sekolah menjadi lar-laran di tengah lereng dan isen-isen.
Pak Tjahyadi dan Bu Nawang adalah dua orang guru di tengah kita. Perkembangan kota yang semakin luwes membuat para siswa tidak hanya berasal dari Kota Solo. Tidak sedikit siswa yang merupakan pendatang. Guru adalah garda depan yang secara konkret mengenalkan pengetahuan kepada peserta didik.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Supratman Mokoagow